Selasa, 29 April 2014

Neymar: Selamat Atletico!

Neymar: Selamat Atletico!

10-04-2014 20:11

 | Neymar

Neymar: Selamat Atletico!
Neymar © AFP

Bola.net - Penyerang Barcelona FC, Neymar memuji permainan yang ditunjukkan Atletico Madrid saat mengalahkan timnya di perempat final Liga Champions.

Menurut Neymar, apa yang ditunjukkan pasukan Diego Simeone di dua leg perempat final yang telah mereka jalani tersebut layak diganjar dengan tiket semifinal. Pasalnya, pada dua laga tersebut Atleti memang disebutnya bermain lebih baik dan mampu memberikan tekanan kepada Blaugrana.

Karena itu, menurutnya penggawa Barcelona harus rela mengakui ketangguhan Los Rojiblancos dan tak segan untuk mengucapkan selamat kepada Koke dkk.

"Kenyataannya adalah kami memulai pertandingan dengan buruk. Pada 20 menit pertama, kami kebobolan dan itu membuat laga menjadi sulit," ujarnya.

"Kami hanya bisa mengucapkan selamat kepada Atletico. Mereka memulai dua leg perempat final dengan lebih baik," tandasnya. (gl/dzi)

Neymar: Saya Mengagumi Robinho

Neymar: Saya Mengagumi Robinho

29-04-2014 20:10

 | Robinho

Neymar: Saya Mengagumi Robinho
Neymar. © AFP

Bola.net - Neymar belum lama ini mengaku ia amat mengidolakan Robinho. Pemain asal Brasil yang kini membela AC Milan itu disebut sang bintang Barcelona merupakan sosok yang sudah menjadi idolanya sejak kecil.

Tak heran jika kemudian Neymar menyebut ia beruntung bisa menjadi sahabat dari eks penggawa Manchester City dan Real Madrid tersebut.

"Saya amat mengagumi Robinho, semenjak kecil saya sudah amat menggemari sepakbola dan ia selalu menjadi idola saya," tutur Neymar dalam wawancara dengan GQ Magazine.

"Saya mengagumi dirinya tak hanya di dalam lapangan, namun juga di luar lapangan. Ia seperti ayah kedua bagi saya. Saya merasa amat terhormat bisa menjadi sahabatnya," pungkasnya.

Neymar kini sedang menjalani cedera metatarsal dan tengah menjalani pemulihan di Spanyol. (gq/rer)

Selasa, 22 April 2014

Cara memformat flashdisk yang sulit diformat

Flashdisk yang sulit diformat termasuk ciri-ciri flashdisk yang terjangkit virus seluruh isinya. Semua data yang ada didalamnya sudah dikuasai oleh virus sepenuhnya. Akan tetapi buat kamu yang sulit untuk memformatnya jangan khawatir atau putus asa.

Kali ini saya akan berbagi ilmu. Cara-cara untuk memformatnya sebagai berikut :

· Pertama scan flashdisk dengan anti virus yang update pastinya

· Setelah di scan ternyata masih sulit diformat.

 

Langsung saja kita klik kanan My Computer > manage

Kemudian pilih disk management > cari lokasi flashdisk

Klik kanan pada lokasi flashdisk > pilih delete partition

Setelah selesai klik kanan > create partition > format

Beres deh !!! flashdisk yang sulit di format sekarang udah bersih dan clean

Tapi sebelum itu back up dulu ya ….! Data-data yang penting.


Jumat, 11 April 2014

Cerita Pendek Sang Kera dan Si Kura - Kura

Kera dan kura-kura

Dikisahkan ada seorang yang bernama Pan Ketumpit, pekerjaanya sehari-hari memasang bubu atau perangkap ikan di sungai.
Pada suatu hari menjelang petang hari Pan Ketumpit seperti biasa sibuk memikuli bubunya ke sungai. Setelah selesai memasang bubunya, sewaktu pulang, dia biasa mencari bahan sayur dan esok harinya ketika bubunya diperiksa tampak sepertinya ada orang yang telah mengangkat. Ketika bubunya diangkat memang kosong, ikan sekecil tetesan air sekalipun tidak ada. Sore nantinya kembali bubunya dipasang. Pan Ketumpit marah sekali namun di bubunya dipasang lagi kemudian bersembunyi di semak yang ada di sampingnya.
            Sekitar dua kali kunyahan sirih lamanya, datanglah sang kera yang bernama si Lutung berlenggang seakan tidak memperhitungkan bahaya. Si Lutung mendekati bubu Pan Ketumpit. Dia menoleh ke kiri-kanan memperhatikan bubu yang berisi ikan ada juga berisi udang, itulah yang diambilnya.
            Sewaktu si Lutung merunduk merogohi bubu tiba-tiba ia ditangkap, dengan  batang lehernya dicekik oleh Pan Ketumpit, pada waktu itu si Lutung menyeringai menampakkan giginya karena kesakitan.
            “Inilah dia yang mencuri bubuku setiap hari. Rasakan olehmu sekarang. Tumben aku mendapat keberuntungan, menangkap ikan memperoleh monyet”.
            Kemudian dijinjing Si Lutung oleh Pan Ketumpit dibawa ke rumahnya. Lantas si Lutung dikurung di dalam keranjang. Kemudian Pan Ketumpit sibuk mengasah pisau, dan anaknya disuruh meracik bumbu untuk memasak daging si Lutung. Ketika si Lutung melihat Pan Ketumpit yang sedang mengasah pisau, berkatalah dia dari dalam keranjang.
            “Pak Wayan akan diapakan saya sekarang?”.
            Pan Ketumpit menjawab “akan kubunuh untuk dimasak, pisauku ini akan dipakai memenggal lehermu. Dosamu berat, tunggulah sebentar lagi, tak urung lama kamu akan mampus”.
            Si Lutung lantas berkata lagi sambil memikul pahanya “Aduh, Pak Wayan, bila dari tadi Bapak katakan  seperti demikian kepada saya, tentulah Bapak tidak usah bersusah-payah seperti sekarang. Saya sudah siap mati, bila karena tindakan saya yang demikian menyebabkan jalan saya untuk mati. Sekarang saya akan beritahukan kepada Bapak cara saya mati. Bungkus saya dengan ijuk, leher saya digantungi dengan sesisir pisang, pinggang saya digantungi kue bantal sepuluh biji, dan gantung saya di pintu dengan tali pelepah pisang kering, kemudian dibakar, kulit saya akan empuk, daging saya akan lezat, tidak perlu bumbu lagi, pasti lezat. Bila Bapak tidak percaya dan tidak mengindahkan penuturan saya ini, meski saya sudah pasti mati, daging saya akan pahit, tidak akan mampu memakannya”. Demikian tutur si Lutung.
            Pak Ketumpit  memahaminya, lantas membungkus si lutung dengan ijuk, lehernya digantungi pisang sesisir digantung di pintu dan dibakar. Apinya berkobar menjilati rumah Pak Ketumpit, si Lutung cepat-cepat melompat ke sungai menceburkan diri. Pak Ketumpit berteriak minta tolong, warga desa banyak yang datang. Api semakin membesar, dan pada akhirnya habislah rumah Pak Ketumpit terbakar. Lama-kelamaan Pak Ketumpit dijadikan guyonan karena dia dikalahkan oleh seekor monyet lusuh.
            Dikisahkan sekarang si Lutung sudah naik dari sungai, lantas dia berjemur di atas kayu sambil makan pisang dan kue bantal. Setelah kenyang lantas kuenya dibagikan kepada tangan dan kakinya sebagai upah karena kuat berlari.
            “Ini upah bagi tangan, dan ini upah bagi kaki”.
            Diikatlah kue itu di kaki dan tangannya. Di bawah kayu konon ada seekor kura - kura yang bernama si Kakua. Ketika dia melihat ada kue bantal tergantung, maka dimakanlah kue itu. Ketika si Lutung melihat kuenya habis, disangkanya kakinya yang memakan, lantas dia berkata :
            “Wah kuat sekali kakiku makan, ini kuberi lagi sebuah”.
            Diikatkan kembali kue pada kakinya. Dan kembali kue itu dimakan oleh si Kakua. Ketika dilihat oleh Si Lutung kuenya habis berkatalah Si Lutung.
            “Mengapa kuat sekali kakiku makan kue? Baiklah, terimalah kulit-kulitnya saja” diikatkanlah pembungkus kue itu pada kakinya. Karena terlalu tergesa-gesa ingin makan si Kakua, maka ditarik-tariklah kue itu kulit kue itu karena disangka kulit itu berisi kue.
            “Hai, mengapa ada yang menarik-narik kulit kuenya?”. Demikian ujar si Lutung, sambil memeriksa ke bawah kayu. Ketahuanlah si Kakua maka ditariklah kakinya oleh si Lutung ke pinggir.
            “Mengapa kamu menarik-narik kakiku? Pastilah kamu yang memakan kue untuk kakiku.
            Si Kakua menjawab “Tidak, bila aku berkeinginan tentulah aku minta dengan baik-baik kepadamu”.
            “Bukankah kamu yang memakan kuenya? Hampir saja kamu kubanting. Ini kamu kuberi  satu buah”.
            Diberilah si Kakua sebuah kue yang diambil dari tangannya. Setelah merasa kenyang si Kakua bernyanyi :
            “Si Kakua di bawah kayu si Lutung di atas kayu, si Kakua kemaluannya panjang si Lutung kemaluannya layu. Si Kakua makan kue bantal si Lutung makan pisang”. Demikian terus-menerus nyanyiannya.
            Dengan demikian Si Lutung marah karena dia dinyanyikan. Tak pelak dia memandang si Kakua demikian juga si Kakua membalasnya. Karena merasa dirinya akan kalah si Kakua mengajak saling ikat. Si Kakua berkata, “Lutung kalau kamu memang berani dan kuat maukah kamu bergantian diikat? Biarlah aku yang pertama diikat”. Si Lutung menerima tantangan ini. Si Lutung mencari tanaman rambat (rotan) yang kenyal.
            Si Lutung bersorak “Sekarang saatnya kuikat Si Kakua. Nah serahkan dirimu”.  Si Kakua menyerahkan dirinya untuk diikat. Ketika diikat dengan kencang ikatan si Kakua lepas, sehingga habislah tenaga si Lutung, dan dia tidak bisa mengikat si Kakua. Tibalah giliran Si Lutung untuk diikat.
            “Kalau memang kamu berani mari sekarang aku ikat badanmu”. Ucap Si Kakua. Maka diikatlah si Lutung dengan kencangnya. Sampai-sampai meringis kesakitan dan tidak bisa bergerak.
            Setelah selesai mengikat berkatalah si Kakua “Kamu Lutung diamlah di sini, sambil pikirkan dirimu karena aku pergi mencari tukang potong untuk menyembelihmu karena dari dulu aku sudah menginginkan daging Lutung, sekarang sudah kudapatkan”
            Pergilah si Kakua mencari tukang potong. Pada saat itu datanglah si Rayap (tatani) mendekati si Lutung. Pada saat itu berkatalah si Lutung.
            “Hai Rayap bantu aku melepaskan ikatan ini, ajaklah teman-temanmu, nanti aku akan beri hadiah pohon yang sudah lapuk, selain itu tidak ada salahnya kamu membantu orang yang dalam kesulitan semoga nanti Tuhan yang akan membalas kebaikan budimu”. Demikian kata si Lutung dengan memelas.
            Maka bergegaslah si Rayap memanggil teman-temannya dan selanjutnya memakan tali yang mengikat si Lutung sampai putus. Pada saat yang bersamaan dikumpulkanlah si Rayap dengan teman-temannya semua yang membantu. Si Rayap mengira akan diberi hadiah, namun yang terjadi malah diambillah para Rayap yang sudah berkumpul dan dimakannya. Namun demikian ada beberapa yang bisa meloloskan diri dari si Lutung.
            Dikisahkanlah sekarang perjalanan si Kakua yang mencari tukang potong. Di perjalanan bertemulah dia dengan si Macan. Si Kakua berkata “Hai macan dari tadi aku mencari tukang potong untuk menyembelih si Lutung, maukah kamu membunuh si Lutung? Kalau mau mari kita bersama ke pinggir hutan selatan, agar lebih cepat gendonglah aku ke sana”.
            Maka berangkatlah keduanya menuju tempat si Lutung diikat. Namun sesampainya di sana didapatkan si Lutung sudah tidak ada. Berfikirlah si Kakua dan berkata
            “Hai Macan sudah lewat, kita balik ke utara lagi”.
            Sesampai di utara si Macan bertanya “Di mana si Lutung?”
            Dijawab lagi oleh Si Kakua “Di sini di sebelah timur dan lebih cepatlah kamu berlari”
            Ketika Si Macan mempercepat larinya maka melompatlah Si Kakua lalu bersembunyi di bawah tempurung kelapa. Setelah jauh si Macan berlari, barulah dia sadar bahwa si Kakua sudah tidak ada. Pada saat itu si Macan sangat marah karena merasa dibohongi, dicari-carilah si Kakua oleh si Macan.
            Singkat cerita, si Lutung berjalan mencari si Kakua, karena kelelahan dia beristirahat menduduki sebuah tempurung  kelapa, padahal di bawahnya ada si Kakua bersembunyi. Pada saat berfikir dengan kejadian sebelumnya maka batuklah si Lutung, dengan kesal dia berkata “Ini mulut tidak tahu diajak menyelidiki, tidak bisa diam, bila di dekat sini ada si Kakua maka dia pasti akan cepat pergi”. Plak!! ditamparlah mulutnya sendiri.
            Si Kakua mengetahui kalau musuhnya berada di atas tempurung tersebut dan si Kakua mempunyai ide yaitu akan bersuara agar dikira buah pelirnya yang bersuara. Bersuaralah Si Kakua.
            “krotkot-kot-kot”.
            Ketika didengar oleh si Lutung, disangkanya buah pelirnya yang bersuara. Dia sangat marah dan mengambil batu untuk memukul buah pelirnya. Si Lutung berkata “Kok sekarang buah pelir yang ribut, tadi mulut yang ribut, bergantian, baiklah rasakan dirimu”.
            Maka dipukulah buah pelirnya sampai pecah dan akhirnya si Lutung tewas.
            Melihat si Lutung mati, si Kakua keluar berkeinginan membawa bangkai si Lutung kepada si Macan agar tidak marah. Tetapi ketika baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba datang si Macan dari belakang dan menyergapnya, sambil berkata
            “Nah sekarang rasakan, aku beruntung makan Kura-kura dan Monyet”.
            Si Kakua tidak dapat melawan dan akhirnya mati.
Sekianlah cerita Si Lutung dengan Kakua.

****
Jahat diperbuat akan menerima buah atau hasil yang tidak baik
****

Legenda Pulau Kapal

Pulau Kapal..

Dahulu, ada sebuah keluarga miskin bertempat tinggal di dekat sungai Cerucuk Belitung. Kehidupan keluarga tersebut sangatlah miskin. Mereka hidup dari mencari dedaunan maupun buah-buahan yang dalam hutan. Hasil pencahariannya dijual di pasar.

Keluarga tersebut mempunyai seorang anak laki-laki bernama Si Kulup. Si Kulup senang membantu orang tuanya mencari nafkah. Mereka saling membantu. Meskipun mereka hidup berkekurangan namun tidak pernah merasa menderita.

Suatu ketika, ayah Si Kulup pergi ke hutan untuk mencari rebung yang masih muda. Rebung itu dijadikan sayur untuk makan bertiga. Saat menebang rebung, terlihatlah oleh ayahnya Si Kulup sebatang tongkat yang berada pada rumpun bambu. Pak Kulup demikian orang menyebut ayah Si Kulup mengamati tongkat tersebut. Semula tongkat itu akan dibuang, tetapi setelah diperhatikan betul tongkat tersebut bertabur dengan intan permata, dan merah delima. Akhirnya tongkat itu diambilnya.

Pak Kulup berucap dalam hati karena gembiranya: “Ini pertanda baik! Apakah ini tongkat Nabi Sulaiman atau harta karun? Aduhai…. Saya jadi kaya mendadak sekarang ini.”

Rebung tidak jadi dibawa pulang. Pak Kulup dengan perasaan was-was, takut membawa tongkat pulang ke rumah. Sesampai di rumah, didapatinya Si Kulup sedang tiduran sedang istrinya berada di rumah tetangga.

Si Kulup disuruh memanggil ibunya, tapi pemuda itu tidak mau. Ia baru saja pulang mendorong kereta. Badannya masih terasa lelah. Ia tidak tahu bahwa ayahnya membawa tongkat yang bertabur intan permata.

Pak Kulup pergi menyusul istrinya yang sedang bertandang di rumah tetangga. Pak Kulup dan Mak Kulup terlihat asyik bercerita menuju rumahnya. Sampai di rumah, mereka bertiga berunding tentang tongkat yang ditemukan tadi siang.

Pak Kulup mengusulkan supaya tongkat itu disimpan saja. Mungkin nanti ada yang mencarinya. Mak Kulup menjawab: “Mau disimpan di mana. Kita tidak punya almari.” Kemudian Si Kulup pun usul: “Lebih baik dijual saja, supaya kita tidak repot menyimpannya.”

Akhirnya mereka bertiga bersepakat untuk menjual tongkat temuannya. Si Kulup ditugasi untuk menjual tongkat tersebut ke negeri lain. Si Kulup pergi meninggalkan desanya. Tidak lama kemudian tongkat itupun telah terjual dengan harga yang sangat mahal.

Setelah Si Kulup menjadi kaya, ia tidak mau pulang ke rumah orang tuanya. Ia tetap tinggal di rantauan. Karena ia selalu berkawan dengan anak-anak saudagar paling kaya di negeri tersebut.

Si Kulup sudah beristri. Mereka hidup serba berlebihan. Si Kulup sudah lupa akan kedua orang tuanya yang menyuruh menjual tongkat.

Setelah bertahun-tahun mereka hidup dirantau, oleh mertuanya si Kulup disuruh berdagang ke negeri lain bersama istrinya. Si Kulup lalu membeli sebuah kapal besar. Ia juga menyiapkan anak buahnya yang diajak serta berlayar. Mereka berdua minta doa restu kepada orang tuanya agar selamat dalam perjalanan dan berhasil mengembangkan dagangannya.

Mulailah mereka berlayar meninggalkan daerah perantauannya. Saat itu Si Kulup teringat kembali akan kampung halamannya. Ketika sampai di muara sungai Cerucuk mereka berlabuh. Suasana kapal sangat ramai karena suara dari binatang perbekalannya, seperti ayam, itik, angsa, burung.

Kedatangan Si Kulup di desanya terdengar oleh kedua orang tuanya. Sangatlah rindu kedua orang tuanya, terlebih-lebih emaknya. Emaknya menyiapkan makanan kesukaan si Kulup seperti : ketupat, rebung, belut panggang dan sebagainya. Kedua orang tuanya datang di kapal sambil membawa makanan kesukaan anaknya.

Sesampainya di kapal kedua orang tua itu mencari anaknya Si Kulup. Si Kulup sudah menjadi saudagar kaya melihat kedua orang tuanya merasa malu, maka diusirnyalah kedua orang tuanya. Buah tangan yang dibawa oleh emaknya pun dibuang. Saudagar kaya itu marah sambil berucap “Pergi! Lekas pergi. Aku tidak punya orang tua seperti kalian. Jangan kotori tempatku ini. Tidak tahu malu, mengaku diriku sebagai anakmu. Apa mungkin aku mempunyai orang tua miskin seperti kau. Enyahlah, engkau dari sini!”

Pak Kulup dan istrinya merasa terhina sekali. Mereka cepat-cepat meninggalkan kapal. Putuslah harapannya bertemu dan mendekap anak untuk melepas rindu. Yang mereka terima hanyalah umpatan caci maki dari anak kandungnya sendiri.

Setibanya di darat, emak Si Kulup tidak dapat menahan amarahnya. Ia benar-benar terpukul hatinya melihat peristiwa tadi. Ia berucap “Kalau saudagar itu benar-benar anakku Si Kulup dan kini tidak mau mengaku kami sebagai orang tuanya, mudah-mudahan kapal besar itu karam.”

Selesai berucap demikian itu, ayah dan emak Si Kulup pulang ke rumahnya dengan rasa kecewa. Tidak berapa lama terjadi suatu keanehan yang luar biasa, tiba-tiba gelombang laut sangat tinggi menerjang kapal saudagar kaya. Mula-mula kapal itu oleng ke kanan dan ke kiri, menimbulkan ketakutan yang luar biasa pada seluruh penumpangnya. Akhirnya kapal itu terbalik, semua penumpangnya tewas seketika.

Beberapa hari kemudian di tempat karamnya kapal besar itu, muncul sebuah pulau yang menyerupai kapal. Pada waktu-waktu tertentu terdengar suara binatang bawaan saudagar kaya. Maka hingga sekarang pulau itu dinamakan “Pulau Kapal”.(ref)

Cerita Legendaris Bali Manik Angkeran

Jangan berjudi lagi. Ingatlah akan hukum karma
itulah beberapa makna yang terkandung
dalam cerita ini
****
Pada jaman dahulu kala tersebutlah di kerajaan Daha hidup seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahinya harta benda dan seorang istri yang cantik. Sesudah bertahun-tahun kawin, mereka mendapat seorang anak yang mereka namai Manik Angkeran.

Meskipun Manik Angkeran seorang pemuda yang gagah dan pandai namun dia mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu suka berjudi. Dia sering kalah sehingga dia terpaksa mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, malahan berhutang pada orang lain. Karena tidak dapat membayar hutang, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya untuk berbuat sesuatu. Sidi Mantra berpuasa dan berdoa untuk memohon pertolongan dewa-dewa. Tiba-tiba dia mendengar suara, "Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga yang bernarna Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau mernberi sedikit hartanya."

Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan mengatasi segala rintangan. Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia duduk bersila. Sambil membunyikan genta dia membaca mantra dan memanggil nama Naga Besukih. Tidak lama kernudian sang Naga keluar. Setelah mendengar maksud kedatangan Sidi Mantra, Naga Besukih menggeliat dan dari sisiknya keluar emas dan intan. Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon diri. Semua harta benda yang didapatnya diberikan kepada Manik Angkeran dengan harapan dia tidak akan berjudi lagi. Tentu saja tidak lama  kemudian, harta itu habis untuk taruhan. Manik Angkeran sekali lagi minta bantuan ayahnya. Tentu saja Sidi Mantra menolak untuk membantu anakya.

Manik Angkeran mendengar dari temannya bahwa harta itu didapat dari Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus membaca mantra tetapi dia tidak pernah belajar mengenai doa dan mantra. Jadi, dia hanya membawa genta yang dicuri dari ayahnya waktu ayahnya tidur.

Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan gentanya. Bukan main takutnya ia waktu ia melihat Naga Besukih. Setelah Naga mendengar maksud kedatangan Manik Angkeran, dia berkata, "Akan kuberikan harta yang kau minta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah kelakuanmu. Jangan berjudi lagi. Ingatlah akan hukum karma."

Manik Angkeran terpesona melihat emas, intan, dan permata di hadapannya. Tiba-tiba ada niat jahat yang timbul dalam hatinya. Karena ingin mendapat harta lebih banyak, dengan secepat kilat dipotongnya ekor Naga Besukih ketika Naga beputar kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera melarikan diri dan tidak terkejar oleh Naga. Tetapi karena kesaktian Naga itu, Manik Angkeran terbakar menjadi abu sewaktu jejaknya dijilat sang Naga.

Mendengar kernatian anaknya, kesedihan hati Sidi Mantra tidak terkatakan. Segera dia mengunjungi Naga Besukih dan memohon supaya anaknya dihidupkan kembali. Naga menyanggupinya asal ekornya dapat kembali seperti sediakala. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan ekor Naga. Setelah Manik Angkeran dihidupkan, dia minta maaf dan berjanji akan menjadi orang baik. Sidi Mantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat tetapi dia juga mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama.

"Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini," katanya. Dalam sekejap mata dia lenyap. Di tempat dia berdiri timbul sebuah sumber air yang makin lama makin besar sehingga menjadi laut. Dengan tongkatnya, Sidi Mantra membuat garis yang mernisahkan dia dengan anaknya. Sekarang tempat itu  menjadi selat Bali yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Bali. (ref)

Cerita Rakyat Sumatera Barat

malin kundang

Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.

Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.

Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.
Semoga Cerita Rakyat Malin Kundang ini menjadi sebuah Pelajaran dan bisa diambil hikmahnya. sekian saja kami ucapkan Terimakasih dan Kunjungi Kumpulan Cerita Rakyat yang lainnya........

Cerita Rakyat Sumatera Utara

Asal mula nama danau toba
Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya  kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.
Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.
Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.
Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. 
Terimakasih telah membaca Cerita Rakyat Danau Toba dan semoga bermanfaat Cerita Rakyatnya

Legenda Naga Erau dan Putri Karang Melenu

Pada zaman dahulu kala di kampung Melanti, Hulu Dusun, berdiamlah sepasang suami istri yakni Petinggi Hulu Dusun dan istrinya yang bernama Babu Jaruma. Usia mereka sudah cukup lanjut dan mereka belum juga mendapatkan keturunan. Mereka selalu memohon kepada Dewata agar dikaruniai seorang anak sebagai penerus keturunannya.

Suatu hari, keadaan alam menjadi sangat buruk. Hujan turun dengan sangat lebat selama tujuh hari tujuh malam. Petir menyambar silih berganti diiringi gemuruh guntur dan tiupan angin yang cukup kencang. Tak seorang pun penduduk Hulu Dusun yang berani keluar rumah, termasuk Petinggi Hulu Dusun dan istrinya.

Pada hari yang ketujuh, persediaan kayu bakar untuk keperluan memasak keluarga ini sudah habis. Untuk keluar rumah mereka tak berani karena cuaca yang sangat buruk. Akhirnya Petinggi memutuskan untuk mengambil salah satu kasau atap rumahnya untuk dijadikan kayu bakar.

Ketika Petinggi Hulu Dusun membelah kayu kasau, alangkah terkejutnya ia ketika melihat seekor ulat kecil sedang melingkar dan memandang kearahnya dengan matanya yang halus, seakan-akan minta dikasihani dan dipelihara. Pada saat ulat itu diambil Petinggi, keajaiban alam pun terjadi. Hujan yang tadinya lebat disertai guntur dan petir selama tujuh hari tujuh malam, seketika itu juga menjadi reda. Hari kembali cerah seperti sedia kala, dan sang surya pun telah menampakkan dirinya dibalik iringan awan putih. Seluruh penduduk Hulu Dusun bersyukur dan gembira atas perubahan cuaca ini.

Ulat kecil tadi dipelihara dengan baik oleh keluarga Petinggi Hulu Dusun. Babu Jaruma sangat rajin merawat dan memberikan makanan berupa daun-daun segar kepada ulat itu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, ulat itu membesar dengan cepat dan ternyata ia adalah seekor naga.

Suatu malam, Petinggi Hulu Dusun bermimpi bertemu seorang putri yang cantik jelita yang merupakan penjelmaan dari naga tersebut.
"Ayah dan bunda tak usah takut dengan ananda." kata sang putri, "Meskipun ananda sudah besar dan menakutkan orang di desa ini, izinkanlah ananda untuk pergi. Dan buatkanlah sebuah tangga agar dapat meluncur ke bawah."

Pagi harinya, Petinggi Hulu Dusun menceritakan mimpinya kepada sang istri. Mereka berdua lalu membuatkan sebuah tangga yang terbuat dari bambu. Ketika naga itu bergerak hendak turun, ia berkata dan suaranya persis seperti suara putri yang didengar dalam mimpi Petinggi semalam.
"Bilamana ananda telah turun ke tanah, maka hendaknya ayah dan bunda mengikuti kemana saja ananda merayap. Disamping itu ananda minta agar ayahanda membakar wijen hitam serta taburi tubuh ananda dengan beras kuning. Jika ananda merayap sampai ke sungai dan telah masuk kedalam air, maka iringilah buih yang muncul di permukaan sungai."

Sang naga pun merayap menuruni tangga itu sampai ke tanah dan selanjutnya menuju ke sungai dengan diiringi oleh Petinggi dan isterinya. Setelah sampai di sungai, berenanglah sang naga berturut-turut 7 kali ke hulu dan 7 kali ke hilir dan kemudian berenang ke Tepian Batu. Di Tepian Batu, sang naga berenang ke kiri 3 kali dan ke kanan 3 kali dan akhirnya ia menyelam.

Di saat sang naga menyelam, timbullah angin topan yang dahsyat, air bergelombang, hujan, guntur dan petir bersahut-sahutan. Perahu yang ditumpangi petinggi pun didayung ke tepian. Kemudian seketika keadaan menjadi tenang kembali, matahari muncul kembali dengan disertai hujan rintik-rintik. Petinggi dan isterinya menjadi heran. Mereka mengamati permukaan sungai Mahakam, mencari-cari dimana sang naga berada.

Tiba-tiba mereka melihat permukaan sungai Mahakam dipenuhi dengan buih. Pelangi menumpukkan warna-warninya ke tempat buih yang meninggi di permukaan air tersebut. Babu Jaruma melihat seperti ada kumala yang bercahaya berkilau-kilauan. Mereka pun mendekati gelembung buih yang bercahaya tadi, dan alangkah terkejutnya mereka ketika melihat di gelembung buih itu terdapat seorang bayi perempuan sedang terbaring didalam sebuah gong. Gong itu kemudian meninggi dan tampaklah naga yang menghilang tadi sedang menjunjung gong tersebut. Semakin gong dan naga tadi meninggi naik ke atas permukaan air, nampaklah oleh mereka binatang aneh sedang menjunjung sang naga dan gong tersebut. Petinggi dan istrinya ketakutan melihat kemunculan binatang aneh yang tak lain adalah Lembu Swana, dengan segera petinggi mendayung perahunya ke tepian batu.

Tak lama kemudian, perlahan-lahan Lembu Swana dan sang naga tenggelam ke dalam sungai, hingga akhirnya yang tertinggal hanyalah gong yang berisi bayi dari khayangan itu. Gong dan bayi itu segera diambil oleh Babu Jaruma dan dibawanya pulang. Petinggi dan istrinya sangat bahagia mendapat karunia berupa seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Bayi itu lalu dipelihara mereka, dan sesuai dengan mimpi yang ditujukan kepada mereka maka bayi itu diberi nama Puteri Karang Melenu. Bayi perempuan inilah kelak akan menjadi istri raja Kutai Kartanegara yang pertama, Aji Batara Agung Dewa Sakti.

Demikianlah mitologi Kutai mengenai asal mula Naga Erau yang menghantarkan Putri Junjung Buih atau Putri Karang Melenu, ibu suri dari raja-raja Kutai Kartanegara.*** (ref)

CERPEN TUPAI DAN IKAN GABUS

 TUPAI DAN IKAN GABUS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl0mEJ0DYY3Z7jSXMjmg3ZF3gVircLI8ceDUfZrpm0pdC5KwJ-pcPwnVA7BhD-C19CzWde1pgNWrz5ECKVPEXY1gKaApEZipRiOdSK_2Zb8XTtuclKcgGzf7v3cn4Sc_FPpz166URgjZs/s1600/Tupai.jpg        Di sebuah telaga di daerah Kalimantan barat, tersebutlah seekor tupai bersahabat dengan seekor ikan gabus. Persahabatan tersebut sangatlah kuatnya.

Pada suatu hari si Ikan Gabus jatuh sakit. Badannya sangat lemah.

Dengan setianya si Tupai menunggui temannya itu. Sudah beberapa hari si Ikan Gabus tidak enak makan. Maka si Tupai berusaha membujuknya. Namun si Ikan Gabus hanya mau makan
kalau diberi makan hati ikan Yu.

Mendengar permintaan si Ikan Gabus, Si Tupai menjadi sangat sedih. Sulit sekali memenuhi permintaan sahabatnya itu. Ikan Yu adalah hewan yang sangat ganas dan hanya hidup di lautan lepas. Namun akhirnya ia memutuskan juga untuk mencarikannya.

Maka iapun meloncat-loncat dari pohon ke pohon hingga sampai ke sebuah pohon kelapa yang batangnya menjorok ke laut. Dengan perlahan si Tupai melobangi sebutir biji kelapa. Setelah airnya habis, iapun masuk ke dalam kelapa itu. Dari dalam kelapa itu ia masih dapat menggerogoti tangkai buah kelapa itu.

Tak lama kemudian buah kelapa itu sudah terlepas dari tangkainya dan tercebur ke laut lepas. Ombak laut itu sangat besar. sehingga dalam waktu tidak lama, buah kelapa itu sudah berada ditengah laut lepas. Tiba-tiba datanglah seekor Ikan Yu besar. Dengan segera ia menelan biji kelapa tersebut bulat-bulat.

Setelah berada di dalam perut ikan itu, si Tupai lalu mengigiti hatinya. Ikan itu menggelepar-gelepar menuju pantai. Sesampainya di pantai, Ikan Yu sudah kehabisan tenaga dan akhirnya mati.

Dengan senang hati si Tupai membawa hati Ikan Yu itu untuk sahabatnya. Dengan ajaibnya setelah memakan hati Ikan Yu, Si Ikan Gabus menjadi sembuh total.
Ia meloncat-loncat dengan gembiranya. Ia pun berjanji akan menolong si Tupai kalau ia sakit di hari kemudian. (ref)

KUMPULAN PUISI ROMANTIS TERBARU 2014

PUISI ROMANTIS TERBARU 2014

 

rioabadi.blogspot.com
 
Ungkapan Hati
Oleh Relovsan
Hanya jika mataku terbuka,
Ku khan bangun dari tidurku…
Namun hadirmu sayang,
buatku selalu terjaga…
Indah…
Tak dapat kuungkapk dengan kata,
Saat kau sambut aku dengan senyummu… manjamu… ceriamu…
Entah tlah berapa kali ku jatuh cinta padamu…

Untukmu Mutiara Hatiku
Oleh Psycho
tersenyumlah…
indah…seperti senyum dulu pernah aku puja
janganlah bersedih aku takkan mengusik
aku hanya menikmati indahmu
dari jarak yang terbatas
begitu dekat namun tak tersentuh
layaknya bayangan diri dalam cermin

Waktu Diantara Kita
Oleh Psycho
Mungkin bibir ini
terlalu cepat mengucap cinta
namun adakah kesalahan
telah mengutuk diriku ?
waktu diantara kita
bukan aturan yang mengukur
tentang kewajaran akan cinta
bila benar hati adalah kunci
dalam buah pemikiran
izinkan aku sejenak merenung
tentang rasa yang ada dalam diriku

Gadis Suci
Oleh Sanca Boy
kain suci menutupi auratmu….
kebaikan menjadi perinsipmu. dan…
senyum senantiasa menghiasi bibirmu.
gadis suci itulah julukanmu.

gadis berjilbab itulah panggilanmu
yang kan terus terukir dalam hatiku….

oh malaikatku…..
kau sungguh makhluk terindah dalam bumi
yang mampu menerangi hatiku yang gelap

oh malaikatku…..
kau telah merasuki relung hatiku……
dengan kecantikan hatimu

oh malaikatku…..
ku terpana padamu….
sejak pertama ku memandangmu.
Cinta Tanpa Rencana
Oleh Anonim
Saat aku ada di dekatmu
Rasa nyaman hinggap di benakku
Saat aku sendiri dan butuh teman berbagi
Sosok dirimu yang kucari

Pertamanya ku tak menyangka
Ku anggap dirimu hanya teman saja
Kupikir rasa ini hanya sekedar kekaguman sosokmu semata
Ternyata semua ini adalah cinta

Terbersit gundah saat kusadari
Bahwa semua rasa ini tak biasa
Ingin kumenyatakannya
Namun kutakut merusak rasa yang sudah terbiasa ada
Bukan di diriku… Tapi di dirimu…
Aku Memilihmu
Oleh Kenz T
Aku memilihmu…
Untuk menemani di kala siang tak bermentari
Saat malam tak berbintang
Agar dapat terangiku dengan senyuman

Aku memilihmu…
Saat terik sinar menyengat dan membakar
Ketika bulan sabit atau purnama
Untuk temaniku menyusuri dunia

Aku memilihmu…
Dengan hati yang tak memilih waktu
Sepenuh cinta tanpa masa
Semenjak harap masih mendengung hampa

Aku Cinta Padamu
Oleh Pungky
Jika malam semakin kelam,,,
hati ini tertikam kehidupan,,
jika usai bayang mu mengusik kalbu ,,,
maka tidak salah bukan,,,
jika kubisikan perlahan bahwa,,,,
Aku Cinta Padamu,,,,
10 Alasan Mencintaimu
Oleh Odecya
Aku butuh teman untuk melalui
Aku butuh kawan untuk berbagi

Aku butuh bayangan untuk mengikuti
Aku butuh mentari untuk menerangi

Aku butuh air untuk menyirami
Aku butuh pohon untuk meneduhi

Aku butuh pagi setelah gelap hari
Aku butuh tempat untuk kudiami

Aku butuh tersenyum setelah bersedih
Aku butuh hati untuk disayangi

Untuk itulah kuingin kau tetap disini
Hingga kelak kujadikan seorang istri
Valentine
Oleh Taufik
14 Februari,
Mereka bilang ini hari yang suci
Dan dengan segenap jiwa
Aku berdoa

14 Februari,
Berharap ia mengerti
Tentang apa yang kurasa
Bahwa aku sungguh cinta

14 Februari,
Adakah ia tau
Bahwa sampai nanti aku mati
Aku kan mencintainya slalu

14 FebruaRi
Hari ini aku berjanji
Atas nama cinta
Akan setia untuknya

Aku tau
Ada yang pisahkan kita
Setitik dinding itu
Bukanlah apa-apa

Percayalah
Pada kekuatan cinta
Kita tak kan kalah
Selama kita tetap bersama

Dan hari ini
14 Februari
Saatnya aku sematkan
Ungkapkan
Apa yang kurasa
Bersenandung dalam asa
Berharap bukan mimpi
Cinta kita akan abadi

Jumat, 04 April 2014

Contoh Laporan Praktikum Fisika : Mikrometer Sekrup dan Jangka Sorong

                            Mikrometer Sekrup dan Jangka Sorong

1.Judul
Mikrometer Sekrup dan Jangka Sorong
2.Tujuan
Membandingkan tingkat ketelitian mikrometer sekrup dengan jangka sorong.
3.Latar Belakang
Pengukuran merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Alat yang digunakan untuk mengukur ada banyak, diantaranya jangka sorong dan mikrometer sekrup. Percobaan ini dilakukan agar kita dapat membandingkan tingkat ketelitian mikrometer sekrup dan jangka sorong.
4.Dasar Teori
JANGKA SORONG
Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian 0. 1 mm.
Fungsi jangka sorong :
-Mengukursuatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
-Mengukur sisi dalam suatu benda ( biasanya berupa benda yang memiliki lubang )
-Mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda
MIKROMETER SEKRUP
Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian 0.01 mm.
Fungsi mikrometer sekrup :
Mengukur kedalaman suatu benda
 http://www.jessicacindy97.blogspot.com
5.Alat dan Bahan
Alat      :                                   Bahan  :
-Mikrometer sekrup                -Gantungan kunci kayu
-Jangka Sorong                      -Tempat isi pensil mekanik
                                                -Pensil
                                                -Buku tulis
                                                -Gantungan kunci logam
6.Cara Kerja
  
a.Menyiapkan alat dan bahan
b.Mengukur benda dengan jangka sorong :
- Menjepit benda dengan cara menggeser rahang sorong bawah agar benda terjepit dengan rahang tetap bawah.
- Mengencangkan rahang sorong bawah dengan memutar tombol kunci agar menda tidak terlepashttp://www.jessicacindy97.blogspot.com
- Membaca skala utama, yaitu angka yang ada sebelum angka 0.
- Membaca skala nonius, yaitu angka pada skala nonius yang berhimpit dengan angka skala utama.
- Menyamakan satuan antara skala utama dan skala nonius ( misal : dalam milimeter, atau dalam sentimeter )
- Menuliskan hasil bacaan skala utama dan nonius
- Menjumlahkan bacaan skala utama dan skala nonius, sehingga mendapat hasil ukuran benda
c.Mengukur benda dengan mikrometer sekrup
- Menjepit benda ( seperti pada gambar ) dengan cara memutar selubung luar.
- Membaca skala utama (angka yang ada sebelum selubung luar)
- Membaca skala nonius ( garis pada skala utama yang berhimpit pada garis di selubung luar)http://www.jessicacindy97.blogspot.com
- Menuliskan hasil bacaan skala utama dan nonius
- Menjumlahkan bacaan skala utama dan nonius, sehingga mendapat hasil ukuran benda.
d.Mengulangi langkah b dan c untuk benda-benda selanjutnya
7.Hasil Pengamatan
No
Bahan
Hasil Bacaan
 Jangka Sorong
 Mikrometer Skrup
1
Gantungan kunci kayu
Su : 0.5    cm
Sn : 0.00  mm
Su : 5.5    mm
Sn : 0.020mm
2
Tempat isi pensil
Su : 0.5    cm
Sn : 0.55  mm
Su : 5.0    mm
Sn : 0.032mm
3
Pensil
Su : 0.6    cm
Sn : 0.85  mm
Su : 6.5    mm
Sn : 0.017mm
4
Buku tulis
Su : 0.3    cm
Sn : 0.9    mm
Su : 3.0    mm
Sn : 0.07  mm
5
Gantungan kunci logam
Su : 0.2    cm
Sn : 0.1    mm
Su : 2.5    mm
Sn : 0.042mm
8.Pengolahan data
 http://www.jessicacindy97.blogspot.com
No
Bahan
Mikrometer Sekrup
Jangka Sorong
1
Gantungan kunci kayu
Su : 5.5    mm
Sn : 0.020mm
Hasil
Su + Sn
= 5.5 mm + 0.020 mm
= 5.52 mm
Su : 0.5    cm     = 5.0 mm
Sn : 0.00  mm
Hasil
Su + Sn
= 5 mm + 0.00 mm
= 5.00 mm
2
Tempat isi pensil
Su : 5.0    mm
Sn : 0.032mm
Hasil
Su + Sn
= 5.0 mm + 0.032 mm
= 5.032 mm
Su : 0.5    cm    = 5.0 mm
Sn : 0.55  mm
Hasil
Su + Sn
= 5 mm + 0.55 mm
= 5.55 mm
3
Pensil
Su : 6.5    mm
Sn : 0.017mm
Hasil
Su + Sn
= 6.5 mm + 0.017 mm
= 6.517 mm
Su : 0.6    cm     = 6.0mm
Sn : 0.85  mm
Hasil
Su + Sn
= 6 mm + 0.85 mm
= 6.85 mm
4
Buku tulis
Su : 3.0   mm
Sn : 0.07  mm
Hasil
Su + Sn
= 3.0 mm + 0.07 mm
= 3.07 mm
Su : 0.3    cm     = 3 mm
Sn : 0.9    mm
Hasil
Su + Sn
= 3 mm + 0.9 mm
= 3.9 mm
5
Gantungan kunci kayu
Su : 2.5    mm
Sn : 0.042mm
Hasil
Su + Sn
= 2.5 mm + 0.042 mm
= 2.542 mm
Su : 0.2    cm     = 2.0 mm
Sn : 0.1    mm
Hasil
Su + Sn
= 2 mm + 0.1 mm
= 2.1 mm
 http://www.jessicacindy97.blogspot.com
9.Kesimpulan

Hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer sekrup lebih teliti daripada pengukuran dengan menggunakan jangka sorong.