Jumat, 04 April 2014

Contoh laporan Fisika Bandul sederhana

LAPORAN FISIKA DASAR 
BANDUL SEDERHANA
DI SUSUN OLEH :
NAMA            :
NIM                :
MK                 :

PROGRAM STUDI BIOLOGI
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena, berkat rahmat dan karunia-Nya,kami dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum yang kami kerjakan  yaitu tentang Hukum Hooke yang di harapkan dapat berguna khususnya bagi kami dan umumnya bagi pelajar lain.
Penyusunan laporan praktek ini juga telah di sesuaikan dengan karakteristik dan tujuan kami, terutama  untuk ilmu yang dihasilkan dari melakukan praktek tersebut.
Hal-hal tersebut diatas akan tercapai apabila didukung oleh cara kerja kami yang memiliki kemampuan, keterampilan dan megetahui bagaimana caranya untuk melakukan sebuah praktek dan permanfaatan dari Hukum Hooke dengan benar. Karena mereka merupakan sasaran yang akan di capai dan yang berhadapan langsung dengan kami.
Akhirkata kami mohon maaf sebesar-besarnya bila ada kesalahan dalam penyusunan laporan hasil praktek ini.Kami harapkan adanya kritik dan saran yang khususnya disampaikan oleh Bapak/ibu Guru dan umumnya bagi yang membaca. 
Mungkin hanya ini saja yang dapat kami hantarkan semoga laporan ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.
                                                                                                                                                                         13, Oktober 2012
                                                                                                Kelompok III
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................1
Daftar isi ...................................................................................................2
1.     Tema .........................................................................................................3
2.     Judul Praktikum ........................................................................................3
3.     Tanggal Praktikum.....................................................................................3
4.     Tujuan ........................................................................................................3
5.     Landasan Teori...........................................................................................3
5.1.Tegangan ..............................................................................................4
5.2.Regangan ..............................................................................................5
5.3.Modulus Elastis ....................................................................................5
5.4.Hukum Hooke untuk benda non pegas..................................................5-6
6.     Alat dan Bahan ........................................................................................... 6
7.     Prosedur Kerja..............................................................................................7-9
8.     Hasil Pengamatan Kerja ..............................................................................10
8.1.Tabel Pengamatan .................................................................................10-11
8.2.Grafik Pengamatan ................................................................................10
9.     Analisis Data ...............................................................................................12-13
10.  Pembahasan .................................................................................................14-15
11.  Kesimpulan .................................................................................................. 16
Daftar Pustaka .............................................................................................. 17
1.     TEMA
Gerak Harmonik Sederhana
2.     JUDUL PRAKTIKUM
Hukum Hooke
3.     TANGGAL & TEMPAT PRAKTIKUM
LAB. FISIKA SMAN 5 MATARAM : Rabu, 6 November 2013
Jam Ke 1-2
4.     TUJUAN
·     Pada Bandul :
1.     menunjukan pengaruh massa, panjang, dan simpangan pada ayunan sederhana terhadap periode getarannya
2.     menentukan besar percepatan gravitasi di lab fisika SMAN 5 MATARAM
·     Pada Pegas :
1.     Menentukan hubungan antara berat beban dengan pertambahan panjang pegas
2.     Menentukan tetapan gaya sebuah pegas
3.     Menemukan hukum hooke
5.     LANDASAN TEORI
Gerak Harmonik Sederhana merupakan gerak untuk mengetahui suatu elastisitas bendadengan menggunakan bandul. Gerak harmonik sederhana dengan bandul dapat diperlihatkan dengan melakukan ayunan bandul atau gerak elastisitas bandul dengan pegas.
Robert Hooke pada tahun 1676, mengusulkan suatu hukum fisika menyangkut pertambahan panjang sebuah benda elastik yang dikenai oleh suatu gaya. Menurut Hooke, pertambahan panjang berbanding lurus dengan gaya yang diberikan pada benda. Secara matematis, hukum Hooke ini dapat ditulis sebagai
F=-k x
”jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas,pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya”.
Pernyataan ini dikemukakan oleh Robert Hooke, oleh karena itu, pernyataan di atas dikenal sebagai Hukum Hooke.Untuk menyelidiki berlakunya hukum hooke, kita bisa melakukan percobaan pada pegas. Selisih panjang pegas ketika diberi gaya tarik dengan panjang awalnya disebut pertambahan panjang( l).
Seperti kita menyelidiki sifat elastisitas bahan, kita juga mengukur pertambahan panjang pegas dan besarnya gaya yang diberikan.Dalam hal ini,gaya yang diberikan sama dengan berat benda = massa x percepatan gravitasi.
Pegas ada disusun tunggal, ada juga yang disusun seri ataupun paralel. Untuk pegas yang disusun seri, pertambahan panjang total sama dengan jumlah masing-masing pertambahan panjang pegas sehingga pertambahan total x adalah:
x = x1 + x2
Sedangkan untuk pegas yang disusun paralel ,pertambahan panjang masing-masing pegas sama (kita misalkan kedua pegas identik),yaitu
x1 = x2 = x. Dengan demikian:
Kp= k1 + k 2
Perlu selalu di ingat bahwa hukum hooke hanya berlaku untuk daerah elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik. Menurut Hooke, regangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan regangan adalah persentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya yang menegangkan per satuan luas penampang yang dikenainya.
Sebelum diregangkan dengan gaya F,energi potensial sebuah pegas adalah nol,setelah diregangkan energi potensial nya berubah menjadi:
E= kx2
4.1.Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampang (A)
Tegangan= atau σ =
Tegangan adalah besaran skalar dan memiliki satuan Nm-2 atau Pascal (Pa).Berdasarkan arah gaya dan pertambahan panjangnya (perubahan bentuk),tegangan dibedakan menjadi 3 macam,yaitu tegangan rentang,tegangan mampat,dan tegangan geser.
4.2.Regangan
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang awalnya L.
Regangan= atau e =
Karena L sama-sama merupakan dimensi panjang, maka regangan tidak mempunyai satuan (regangan tidak mempunyai dimensi). Regangan merupakan ukuran perubahan bentuk benda dan merupakan tanggapan yang diberikan oleh benda terhadap tegangan yang diberikan. Jika hubungan antara tegangan dan regangan dirumuskan secara matematis, maka akan diperoleh persamaan berikut :
Ini adalah persamaan matematis dari Modulus Elastis (E) atau modulus Young (Y). Jadi, modulus elastis sebanding dengan Tegangan dan berbanding terbalik Regangan.
Kita kenal 3 macam regangan yaitu regangan panjang,regangan volume,dan regangan sudut.
a. regangan panjang
                           Dengan panjang semula sewaktu tiada regangan, l,dan penambahan panjang Δl akibat regangan,regangannya diberikan oleh ,sedangkan jika luas penampang A dan gaya tegangan yang meregangkan adalah W,maka tegangannya adalah W/A.Berdasarkan hukum hooke ditulis;
Y() =
b.regangan volume
                           Menurut hukum hooke,kita dapat menulis:
B() = p
Dengan B adalah yang disebut dengan modulus ketegaran yang besarnya kurang lebih 1/3 modulus young.Berbeda dengan modulus young yang dapat diukur langsung dengan mengukur penambahan panjangnya,Δl,dan gaya tegangan W serta luas penampang A,modulus ketegaran B hampir tidak dapat diukur secara langsung karena sukarnya mengukur pengerutan volumnya,ΔV.
c.regangan sudut
                                  Yang dimaksud dengan regangan sudut atau regangan luncuran sesudut adalah deformasi,yaitu perubahan bentuk yang berkaitan dengan sudut luncuran..
4.3.Modulus Elastik
Ketika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda,maka ada kemungkinan bentuk sebuah benda berubah.Secara umum,reaksi benda terhadap gaya yang diberikan dicirikan oleh suatu besaran yang disebut modulus elastik.
Untuk tegangan rentang,besar modulus elastik Y dinyatakan denganY = atau = Y
Biasanya,modulus elastik untuk tegangan dan regangan ini disebut modulus young. Dengan demikian,modulus Young merupakan ukuran ketahanan suatu zat terhadap perubahan panjangnya ketika suatu gaya (beberapa gaya)diberikan pada benda.
4.4. Hukum Hooke untuk benda non pegas
                        Hukum hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, tetapi hanya sampai pada batas-batas tertentu. Pada benda bekerja gaya berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang besarnya = mg dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat adanya gaya berat, batang logam tersebut bertambah panjang. Jika besar pertambahan panjang (L) lebih kecil dibandingkan dengan panjang batang logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang (L) sebanding dengan gaya berat yang bekerja pada benda.
Persamaan ini disebut sebagai hukum Hooke. Kita juga bisa menggantikan gaya berat dengan gaya tarik, seandainya pada ujung batang logam tersebut tidak digantungkan beban.Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat besar maka regangan benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah. Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum hooke. Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang benda akan kembali seperti semula jika gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas. tapi hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula, benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah.
                        Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (L) suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (misalnya besi), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan panjang benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang.
                        Makin panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya. Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (delta L) dengan gaya (F) dan konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda dinyatakan dalam konstanta k.Untuk materi penyusun yang sama, besar pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan panjang benda mula-mula (Lo) dan berbanding terbalik dengan luas penampang (A).Besar E bergantung pada benda (E merupakan sifat benda). Pada persamaan ini tampak bahwa pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan hasil kali panjang benda mula-mula (Lo) dan Gaya per satuan Luas (F/A).
6.  ALAT DAN BAHAN
·       PADA PEGAS :
      Alat  dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan tersebut, yaitu:
1. Statif(1 set)
2. Pegas Spiral (2 buah)
3. Beban (4 buah)
4. Mistar (1 buah)
5. Dinamometer (1 buah)
·       PADA  BANDUL :
1. Dasar Statif (1)
2.Kaki Statif (1)
3.Batang Statif panjang (1)
4.Batang Statif Pendek (1)
5.Balok pendukung (1)
6.Beban (2)
7.Jepit penahan (1)
8.Stopwatch
9. Benang ( seperlunya)
7.      PROSEDUR KERJA
PADA PEGAS :
1. Memasang pegas pada rangkaian statif
seperti gambar di samping,
2. Setelah pegas di pasang, selanjtnya mengukur
    panjang pegas mula – mula dengan mistar
( Panjang Awal = l0 )dan,
Pegas
Spiral
Langkah ke -1
Langkah ke -2
 
3. Selanjutnya mengukurberat suatu beban yang akan digunakan dengan
neraca pegas atau dinamometer yang sudah disiapkan sebelumnya,
4. Setelah pengukuran, dilanjutkan dengan menggantungkan satu buah
 beban yang diukur beratnya tadi pada pegas yang sudah di pasang,
5. Jika beban sudah di gantungkan, maka akan terjadi renggangan
pada pegas dan selanjutnya mengkur panjang akhir
pegasdengan mistar setelah ditambahkan beban
tadi (Panjang Akhir = l)





6. Setelah itu, mencatat hasil pengamatan pada tabel.
7.   Langkah selanjutnya yaitu menambahkan satu buah beban dengan berat yang                sama dengan berat beban yang pertama dan menggantungkanya pada pegas.
                  8. Selanjutnya mengukur panjang akhir pada pegas dengan mistar,
9.  Langkah berikutnya dengan mengulangi langkah keenam dan ketujuh dengan menambahkan atau menggantungkan beban yang sama pada pegas (beban dengan berat yang sama seperti beban pertama),
10. Memasukan semua hasil pengukuran yang di lakukan dalam percobaan tersebut pada tabel yang telah di sediakan.
PROSEDUR KERJA :
PADA BANDUL :
1.     Rakit alat-alat percobaan seperti gambar di bawah ini :
2.     Pasang Panjang tali penggantung 40 cm
3.     Simpangkan beban sejauh ± 3 cm
4.     Lepaskan beban bersamaan dengan stopwatch. Hitung 10 ayunan, dan tepat pada hitungan 10 matikan stopwatch. Catat waktu ayunan tersebut (t) pada tabel di bawah. Dari sini dapat di peroleh period (waktu  untuk 1 ayunan).
5.     Ulangi langkah 2 dan 3 dengan penyimpangan ± 5 cm, ± 8 cm , ± 10 cm.
6.     Ulangi kegiatan di atas, panjang tali tetap 40 cm, simpangan tetap ± 5 cm dan beban berubah-ubah 100 gr, 150 gr, dan 200 gr.
7.     Ulangi kegiatan di atas, beban tetap 100 cm, simpangan tetap  ± 5 cm dan panjang tali berubah-ubah, 20 cm, 30 cm, 40 cm, dan 50 cm.
8.  HASIL PENGAMATAN KERJA
PADA PERCOBAAN PEGAS :
Tabel pengamatan
    Panjang Awal Pegas (l0) = 8,5 cm
No.
Berat Beban F
(N)
Panjang Akhir l
(cm)
Pertambahan Panjang Δl (cm)
Perbandingan F dengan Δl
1
0,5
13,5
5,0
1: 10
2
1
18
9,5
1: 10
3
1,5
23
14,5
2: 15
4
2
28
19,5
1: 10
HASIL PENGAMATAN :
PADA PERCOBAAN BANDUL :
Tabel hasil pengamatan
no
Simpangan
beban
Panjang tali
Waktu 10
T
T2
g (m/s2)
2
5cm
50 gr
40 cm
13
1.3
1,69
9,33
3
8cm
13
1.3
1,69
9,33
4
10cm
12.8
1.28
1,6384
9,6
5
    
     5 cm
50 gr
40 cm
13
1.3
1,69
9,33
6
100 gr
13.2
1.32
1,742
9,06
7
150 gr
14
1.4
1,96
8,045
8
5 cm
50 gr
20 cm
9.2
0.92
0,8464
9,39
9
30 cm
11,8
1,8
1,3924
8,49
10
40 cm
13
1,3
1,69
9,33
Rata-rata percepatan gravitasi
9,1
9.  ANALISIS DATA
PERCOBAAN PADA PEGAS :
NO
PERTAMBAHAN PANJANG
Perbandingan F dengan Δl
Data 1
Pertambahan Panjang :
Δl  =   l – l0
      =  13,5 – 8,5
      =  5,0 cm
Δl  =  0,05 m
 =   0,5 : 5,0 = 1 : 10

Data 2
Pertambahan Panjang :
Δl  =   l – l0
      =  18 – 8,5
      =  9,5 cm
Δl  =  0,095 m
 = 1 : 9,5 = 1: 10
Data 3
Pertambahan Panjang :
Δl  =   l – l0
      =  23 – 8,5
      =  14,5 cm
Δl  =  0,145 m
 = 1,5 : 14,5 = 2 : 15
Data 4
Pertambahan Panjang :
Δl  =   l – l0
      =  28 – 8,5
      =  19,5 cm
Δl  =  0,195 m
K =  = 2 : 19,5 = 1 : 10
10.    PEMBAHASAN
PADA PERCOBAAN PEGAS :
Pada percobaan kali ini yaitu percobaan mengenai Hukum Hooke, kami dapat mencari nilai perbandingan antara Berat Beban (F) dengan Pertambahan Panjang (Δl) serta mencari konstanta. Pada data pertama dengan nilai F adalah 0,5 N dan ∆l adalah 0,05 m, maka konstanta yang didapat adalah dengan perbandingan F : Δl adalah  1 : 10. Pada data kedua dengan nilai F adalah 1 N dan ∆l adalah 0, 095 m, maka konstanta yang didapat adalah 10,52  dengan perbandingan F : Δl adalah  1 : 10. Pada data ketiga yakni dengan nilai F adalah 1,5 N dan ∆l adalah 0,145 m, maka konstanta yang didapat adalah 10,34  dengan perbandingan F : Δl adalah  2 : 15. Pada data keempat yakni dengan nilai F adalah 2 N dan ∆l adalah 0,195 m, maka konstanta yang didapat adalah 10,25  dengan perbandingan F : Δl adalah  1 : 10.
Rata- rata konstanta adalah xK=
                                                   =  
                                      =   10,2775
     Jadi, rata – rata konstanta yang di dapat dari percobaan tersebut adalah 10,2775 .
     Berdasarkan pada percobaan dengan mencari nilai konstanta diketahui bahwa semakin besar nilai F dan ∆l. Maka konstanta yang didapat semakin kecil dengan nilai konstanta yang tidak jauh berbeda.
11.  KESIMPULAN
PADA PERCOBAAN PEGAS :
          Dari table hasil pengamatan diperoleh bahwa apabila gaya dibagi oleh pertambahan panjang menghasilkan angka yang tetap selama gaya tidak melampaui batas elastisitasnya. Maka dari itu dipercobaan kali ini mengenai Hukum Hooke bahwa gaya jika dibagi dengan pertambahan panjang akan menghasilkan hasil yang tetap, sehingga grafiknya lurus miring dengan arah ke atas.Artinya, “Berat beban berbanding lurus dengan pertambahan panjang”.
KESIMPULAN :
PADA PERCOBAAN BANDUL :
·       Periode pada gerak harmonik sederhana khususnya pada bandul matematis tidak dipengaruhi oleh besarnya massa benda, tetapi hanya dipengaruhi oleh besarnya panjang tali dan percepatan gravitasinya.
·       Percepatan gravitasi berbanding lurus dengan panjang tali dan berbanding terbalik dengan periodenya.
·       Percepatan gravitasi pada suatu tempat dapat diukur dengan melakukan percobaan gerak harmonik pada bandul dengan pertama-tama mendata panjang tali dan periodenya.
12.    DAFTAR PUSTAKA
·       Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Kurikulum 2006 KTSP: Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
·       Kanginan, Marten.2010. Physics For Senior Hight School 1A. Jakarta: Erlangga.
·       Kanginan, Marten.2010. Physics For Senior Hight School 3A. Jakarta: Erlangga.
·       Kanginan, Marten. 1996. Fisika SMA. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar